JMNpost.com | Aceh timur, - Langkah Bupati Aceh Timur, Iskandar Usman Alfarlaki, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah fasilitas publik, termasuk rumah sakit, belakangan ini menuai sorotan. Meski sebagian masyarakat mengapresiasi upaya tersebut sebagai bentuk pengawasan langsung dari kepala daerah, namun kritik pun bermunculan atas fokus yang dinilai terlalu sempit.
Salah satu kritik datang dari pengamat kebijakan publik Aceh Timur, Asril Ibrahim, yang menilai bahwa Bupati Iskandar jangan sampai terjebak pada rutinitas sidak yang bersifat seremonial belaka. Menurutnya, sidak memang penting sebagai bentuk kontrol langsung terhadap pelayanan publik, tapi Aceh Timur memiliki segudang persoalan lain yang menuntut perhatian lebih serius.
"Jangan hanya sibuk sidak ke rumah sakit, sementara persoalan pendidikan, infrastruktur desa, pengangguran, dan krisis ekonomi masyarakat pasca-pandemi justru seperti diabaikan," kata Asril.
Ia menekankan, fungsi kepemimpinan tidak semata hadir saat kamera menyala. Kehadiran pemimpin dibutuhkan secara utuh dalam perumusan kebijakan strategis dan solusi nyata atas berbagai persoalan masyarakat.
“Kalau hanya sidak, kepala dinas juga bisa. Tapi kalau membangun sistem pelayanan yang kuat, memperbaiki birokrasi, meningkatkan APBK yang tepat sasaran—itu tanggung jawab bupati,” tambahnya.
Aceh Timur saat ini masih bergelut dengan berbagai tantangan serius. Kualitas pendidikan yang belum merata, jalan rusak di pedalaman, hingga kebutuhan dasar seperti air bersih di beberapa kecamatan yang belum terpenuhi, menjadi daftar panjang pekerjaan rumah pemerintah daerah.
Warga berharap, Bupati Iskandar bisa menyeimbangkan antara aksi simbolik seperti sidak dengan langkah strategis jangka panjang yang lebih berdampak. Sidak boleh, tapi jangan sampai mengabaikan prioritas pembangunan yang lebih substansial.
“Bupati harus hadir sebagai pemimpin yang menyeluruh. Bukan hanya jadi penonton masalah, tapi jadi aktor utama perubahan,” tutup Asril.
إرسال تعليق