JMNpost.com | Sebuah kabar yang mengguncang ruang digital dunia: penemuan makam Nabi Zulkifli dikaitkan dengan gelombang besar perpindahan keyakinan di kalangan warga Tionghoa. Narasi ini menguat seiring viralnya video-video di media sosial yang memperlihatkan proses syahadat massal dan testimoni mualaf dari etnis Cina.
Informasi ini pertama kali merebak dari unggahan akun-akun relijius di TikTok dan Facebook, lalu menyebar ke YouTube dan grup percakapan daring. Mereka menyebut bahwa penemuan makam Nabi Zulkifli—nabi yang diimani dalam tiga agama samawi—membuka mata spiritual banyak orang, khususnya dari komunitas Tionghoa.
Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari lembaga arkeologi dunia ataupun otoritas negara yang menyatakan secara ilmiah bahwa makam tersebut benar milik Nabi Zulkifli. Lokasinya pun simpang siur: sebagian menyebut Irak, sebagian lain mengaitkan dengan wilayah di Tiongkok Barat.
Meski demikian, efek sosial dan psikologisnya nyata. Gelombang pencarian spiritual meningkat. Di berbagai platform, terlihat peningkatan ketertarikan terhadap Islam dari kalangan non-Muslim, termasuk etnis Tionghoa. Momen ini memicu diskusi hangat, baik dalam ruang akademik maupun masyarakat awam.
"Fenomena ini bukan soal makam semata. Ini tentang krisis makna dan pencarian spiritual di tengah dunia yang makin bising," ujar Ust. Arifuddin, pengamat dakwah digital saat dihubungi JMNpost, Sabtu (19/04).
Sebagian publik menyambutnya dengan haru, sebagian lain mengingatkan pentingnya verifikasi. Di tengah era post-truth seperti sekarang, kabar viral bisa menciptakan harapan sekaligus kekeliruan. Maka, bijak menyikapi dan tidak menelan mentah-mentah setiap potongan informasi jadi keharusan.
JMNpost akan terus menggali fakta dari berbagai sumber terpercaya.
Post a Comment