JMNpost.com | Aceh Timur – Kegiatan pasar malam yang seharusnya menjadi ajang hiburan rakyat kini berubah jadi ajang bancakan. Setelah Badan Advokasi Indonesia (BAI) buka suara, kini giliran Badan Peneliti Aset Negara (BPAN) yang melontarkan kritik tajam.
Rusli Ys, Kepala Bidang BPAN, menegaskan bahwa ada indikasi kuat penyalahgunaan aset dan potensi kerugian negara dalam pelaksanaan pasar malam di Aceh Timur. Ia menyebut pola pengelolaan kegiatan tersebut sebagai bentuk pemalakan terstruktur yang merugikan pedagang kecil dan menabrak prinsip pengelolaan keuangan negara.
“Ini bukan sekadar mahalnya lapak. Ini soal bagaimana aset dan ruang publik dipakai seenaknya oleh sekelompok orang untuk meraup untung pribadi. Rakyat dipalak, negara dirugikan. Aparat penegak hukum wajib bergerak, ini bukan hal sepele,”* tegas Rusli Ys kepada JMNpost, Senin (14/4/2025).
Rusli menyoroti tidak transparannya pengelolaan keuangan dan kontribusi ke daerah. PAD yang hanya Rp22 juta dinilai tak masuk akal jika dibandingkan dengan pungutan ke pedagang yang mencapai jutaan rupiah per lapak.
“Bayangkan, satu lapak dipatok sampai Rp3 juta. Di luar ada ratusan lapak. Belum lagi parkir yang hasilnya lebih banyak masuk ke EO. Lalu negara dapat apa? Rakyat diperah, tapi pendapatan resmi ke daerah cuma recehan. Ini patut diduga ada kongkalikong,” katanya.
BPAN juga mempertanyakan legalitas kontrak pengelolaan yang melibatkan pihak event organizer (EO). Menurut Rusli, jika tidak ada proses lelang terbuka atau mekanisme yang sesuai aturan, maka kegiatan tersebut patut diduga ilegal.
“Kalau EO bisa masuk tanpa proses tender atau kerja sama resmi yang diawasi, itu pelanggaran berat. Ruang publik bukan milik panitia, apalagi milik EO. Ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, BPAN menyebut akan segera melayangkan surat resmi kepada Kejaksaan Negeri dan Polda Aceh untuk menyelidiki seluruh aliran dana dari kegiatan pasar malam tersebut. Mereka juga membuka layanan pengaduan untuk para pedagang dan masyarakat yang merasa dirugikan.
“Kalau negara diam, maka kami yang bergerak. Jangan tunggu rakyat hilang sabar. Kami ingin semua pelaku dibongkar dan diadili. Ini bukan hanya soal uang, ini soal keadilan,” tutup Rusli Ys dengan nada geram.
إرسال تعليق