Setiap Hari Raya Idul Fitri, masyarakat Gampong Keude Reudeup, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, menjalankan tradisi ziarah kubur sebagai bagian dari perayaan Lebaran. Pada Idul Fitri, setelah menunaikan Salat Id, warga berbondong-bondong menuju pemakaman untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.
Sesampainya di kuburan, mereka membersihkan makam, serta membaca Surah Yasin dan tahlil. Doa-doa dipanjatkan dengan khusyuk, berharap agar arwah keluarga yang telah tiada mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Bagi masyarakat Aceh umumnya, ziarah kubur bukan sekadar ritual, tetapi juga sebagai pengingat bahwa setiap manusia suatu saat akan kembali kepada-Nya.
Setelah selesai berziarah, warga tidak langsung pulang ke rumah. Mereka berkumpul di bawah meunasah (mushalla) desa, tempat yang menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat.
Di sana, sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu saling berpelukan dan bermaafan, mempererat kembali tali silaturahmi yang mungkin sempat renggang karena kesibukan masing-masing.
Di bawah meunasah, perbincangan hangat terjadi, mulai dari mengenang kenangan lama hingga membahas kehidupan sehari-hari. Beberapa keluarga juga membawa kue tradisional seperti kue bhoi, dodol, dan lemang untuk dinikmati bersama. Momen ini menjadi ajang kebersamaan yang penuh kehangatan, mencerminkan nilai persaudaraan yang kuat di tengah masyarakat.
Tradisi ziarah kubur dan berkumpul di meunasah saat Idul Fitri di Keude Reudeup adalah warisan budaya yang terus dijaga. Bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai sarana mempererat hubungan antarwarga. Dengan semangat kebersamaan ini, masyarakat berharap keberkahan Idul Fitri dapat dirasakan oleh semua orang.
Post a Comment